Kamis, 24 Juli 2014

KONSEP DASAR SUBNETING

    Konsep subnetting merupakan teknik yang umum digunakan di jaringan lokal. Subnetting merupakan proses memecah satu network dalam satu kelas IP Address menjadi beberapa subnet. Dengan subnetting jumlah host yang semula banyak dalam satu network akan dipecah menjadi lebih sedikit, dan dengan subnetting dapat dilakukan pemisahan network agar tidak saling terkoneksi satu sama lain. Subnetting juga dapat digunakan untuk menentukan batas network ID dalam suatu subnet, serta menentukan jumlah host maksimal dalam satu jaringan, teknik yang dipakai menggunakan subnet mask yang spesifik. Dengan menggunakan teknik subnetting, sebuah LAN dapat dipecah jadi dua LAN. Dua LAN menjadi empat, empat LAN jadi delapan dan seterusnya.
Subnetmask default
Kelas A : 255.0.0.0
Kelas B : 255.255.0.0
Kelas C : 255.255.255.0
Pembagian Kelas
Kelas A : 0-126 .0.0.0
Kelas B :128-191.0.0.0
Kelas C :197-223.0.0.0
Kelas D :224-239.0.0.0 (MultiCast)
Kelas E :239-255.0.0.0 (Pengembangan)

    Contoh:  1 blok IP Address klas C: 192.168.0/24 , jumlah komputer max 1 LAN = 254 (ranges IP address 192.168.0.1 s/d 192.168.0.254, netmask 255.255.255.0), dipecah menjadi 2 subnet dengan netmask 255.255.255.128, dan kemudian dapat dipecah jadi 4 subnet dengan netmask 255.255.255.192, dan seterusnya, seperti:
    Lan 1 192.168.0.1 s/d 192.168.0.126 192.168.0.129 s/d 192.168.0.254 Lan 2
    Lan 1 192.168.0.1 s/d 192.168.0.62 192.168.0.129 s/d 192.168.0.190 Lan 3
    LAN 2 192.168.0.65 s/d 192.168.0.126 192.168.0.193 s/d 192.168.0.254 Lan 4
    Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa selain menggunakan metode classfull untuk pembagian IP address, kita juga dapat menggunakan metode classless addressing (pengalamatan tanpa klas), menggunakan notasi penulisan singkat dengan prefix. Metode ini merupakan metode pengalamatan IPv4 tingkat lanjut, muncul karena ada kekhawatiran persediaan Ipv4 berkelas tidak akan mencukupi kebutuhan, sehingga diciptakan metode lain untuk memperbanyak persediaan IP.
Contoh Kasus (Class C):
Untuk CIDR (Classless Inter-Domain Routing) /24 (kolom pertama, baris terakhir), dengan bilangan biner 256. Maka subnet mask-nya 255.255.255.0. Dengan 0 terakhir diambil dari tabel baris ke 3 kolom pertama. Sehingga host yang mungkin adalah berjumlah 254 Host (Bilangan biner 256-2=254, 2 adalah jumlah host yang dipinjam untuk digunakan sebagai IP Subnet (IP Awal) dan IP Broadcast (IP Akhir)). Contoh lainnya adalah: CIDR /26 (kolom ke tiga, baris terakhir), kita mulai dari Bilangan Biner 64. Disitulah subnetnya. Kita punya 4 buah jaringan, dimana masing-masing memiliki 62 host/komputer (64-2 =126). Jadi pada intinya, dalam sebuah kasus Subnetting, ada 4 hal yang biasanya perlu diketahui:
  1. Jumlah Subnet. Berada pada baris ke empat. Misal:192.168.1.0/26, akan mempunyai 4 buah subnet.
  2. Jumlah Host/Komputer per Subnet. Berada pada baris ke lima. Untuk IP 192.168.1.0/26, jumlah host per subnet adalah 62 hosts (64-2=62). Contoh: Range IP Host salah satu subnet adalah 192.168.1.1-192.168.1.62. Dimana 192.168.1.0 digunakan untuk Subnet pertama, dan 192.168.1.63 digunakan sebagai IP Broadcast.
  3. Blok Subnet. Berada pada baris pertama. Sehingga untuk CIDR /26, blok-blok subnet nya adalah: 192.168.1.0, 192.168.1.64, 192.168.1.128, dan 192.168.1.192 (Kelipatan 64 bit sejumlah 4 subnet).
  4. IP Host dan IP Broadcast yang valid. Seperti yang telah dijelaskan pada nomor 2, Jumlah subnet akan berpengaruh terhadap jumlah IP Address yang dapat digunakan. Pada tiap-tiap subnet, IP Awal dikenal dengan IP Subnet, sedangkan IP Akhir dikenal sebagai IP Broadcast. Sedangkan IP sisanya, adalah IP yang dapat digunakan untuk host.
Contoh-contoh di atas merupakan contoh yang diambil dari IP Address Kelas C. Adapun untuk Subnet dari kelas lain dapat dilihat seperti gambar berikut:


PENGHITUNGAN SUBNETTING
Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24. Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Di mana /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT.


KEUNTUNGAN SUBNETTING
  1. Menyederhanakan administrasi
  2. Perubahan stuktur jaringan tidak tampak dari luar
  3. Keamanan jaringan lebih baik
  4. Berkurangnya lalu lintas jaringan. Untuk mengkomunikasikan beberapa subnet dalam sebuah jaringan, maka kita harus menggunakan sebuah router. Dengan adanya router, maka semua lalu lintas hanya akan berada didalam jaringan tersebut, kecuali jika paket tersebut ditujukan kepada jaringan yang lainnya. Sehingga Kerja jaringan menjadi optimal
  5. Pengelolaan yang sederhana. Akan lebih mudah bagi kita untuk mengelola sebuah jaringan kecil-kecil yang saling terisolasi jika dibandingkan dengan mengelola sebuah jaringan tunggal yang sangat besar.
  6. Membantu pengembangan jaringan dengan jarak geografis yang jauh. Karena jalur dalam WAN yang lebih lambat dan mahal, maka sebuah jaringan yang mencakup jarak yang jauh akan menciptakan masalah masalah diatas. Sehingga menghubungkan banyak jaringan kecil akan menjadi lebih efisien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar